Cerpen Cinta Sedih " If You Know" |
Karya Zenitha Sinta
Rishta Denia
Tatapannya nanar, nafasnya jadi berat saat itu juga. Berdiri tegak dengan pelengkap kerapuhan untuk lalu berupaya ditutupinya. Perlahan-lahan, air matanya memanas, namun sekuat tenaga ia tahan sampai dadanya jadi membuncah rasakan kepahitan yang demikian menyiksa. Hatinya jadi sakit, tak terima kenyataan di mana ia tengok dengan cara segera. Di depannya terpampang panorama yang baginya demikian menyesakkan. Sepasang manusia tunjukkan sama-sama kagum pada serta menyukai. Kakinya yang sedari tadi jadi kaku, perlahan-lahan ia gerakkan. Berupaya sejauh barangkali hindari beberapa hal yang jadikan ia makin terpuruk.
Berbarengan dengan langkah kakinya yang teratur, hatinya berkata
“Lengkap dua th. saya mengagumimu. Diam-diam menyanjungmu penuh kebanggaan yang senantiasa terselip di tiap-tiap batinku. Mataku tidak sempat terlepas dari memandangmu. Bagiku, indah itu yaitu dirimu. Perasaan ini mengakar demikian dalam. Menancapkan semua kemampuan sampai saya betul-betul tidak berdaya bila satu hari tidak lihat dirimu sekalipun. Rinduku besar sampai tidak sempat dapat diukur begitupun rasa kagumku padamu. Saya juga tidak malu tunjukkan bagaimana diriku sesungguhnya. Saya senantiasa coba mencari perhatian melalui tingkahku di depanmu. Bercerita, berlaku menjengkelkan, jail, cerewet, apa pun saya kerjakan, seandainya itu memancing kalimat yang membawa kita jadi lebih dekat. Kian lebih sebatas rekan, tersebut yang saya inginkan. Namun, dirimu tak sempat membiarkan itu berlangsung. Anda senantiasa menjauh dariku seakan-akan saya seperti wabah penyakit yang betul-betul mematikanmu saat itu juga. Saya tak mengharapkan pembalasan darimu, cuma saja saya mau kamu paham.kamu mengerti bahwasanya perasaanku ada untukmu.
Awalannya saya coba memikirkan positif. Kekakuanmu saat bicara padaku serta dinginnya tatapanmu saat lihat diriku, itu memanglah sisi karakter darimu. Namun sesudah dua th. ini saya jadi tahu bahwasanya sikapmu itu cuma berlaku untukku. Yah, saya memanglah mau sekali diperlakukan istimewa oleh seorang. Diperlakukan tidak sama terlebih dengan orang yang demikian saya sayangi. Namun bukan hanya perlakuan tidak sama itu yang saya maksud. Singkirkan saya dari kehidupanmu yaitu hal terpahit yang sempat saya terima. Bukannya saya memaksamu untuk menerimaku di kehidupanmu, cuma saja perasaanku padamu makin lama makin menyadarkan saya bahwasanya dirimu memanglah terlampau tinggi bagiku. Saya terasa tidak layak memiliki perasaan ini, seperti suatu benda yg tidak bermanfaat sekalipun. Benda yang tidak memiliki nilai jual maupun manfaat sekalipun.
Bila memanglah tak dapat lebih, saya juga dapat terima bila cuma berteman. Sama-sama bertegur sapa, bercanda, ajukan pertanyaan berita, sesuai sama jalinan seseorang rekan. Namun itu tak berlaku diantara kita. Kita seperti ada di jarak paling jauh serta senantiasa ada suatu hal yang menghambat. Hingga detik ini saya tahu bahwasanya hatimu betul-betul bukan hanya untukku”
Reka Reivaldo
Kepalanya ditundukkan makin dalam dengan mata terpejam nikmati semilir angin yang membawa angannya jauh ke tempat yg tidak di ketahuinya. Di bahunya bertumpu dengan manjanya kepala seorang yang dua minggu ini sudah menemaninya. Bila di tanya dia bahagia atau tak, dia selekasnya menggeleng. Bukan hanya tak bahagia, namun dia betul-betul tidak paham. Ada suatu hal yang bergolak didalam dianya. Meneriakkan bahwasanya dia kehilangan suatu hal yang betul-betul bermakna. Saat itu juga matanya terbuka seperti ada suatu hal yang mendorongnya untuk memalingkan muka ke balakang. Pas di sana seseorang gadis mengambil langkah menjauh meninggalkan tempat ia duduk dengan kekasihnya. Dia meringis. Saat itu juga dia paham bakal apa yang hilang darinya.
Berbarengan dengan tatapan matanya, hatinya berkata
“Dua th. saya menaruh perasaan ini terhadapmu. Perasaan terdalam yang sempat saya rasakan. Tersenyum sendiri lihat begitu lucu serta cerewetnya dirimu. Bagiku anda yaitu sisi dari kata prima. Hingga menyadarkan saya bahwasanya saya memanglah tak sempat layak untukmu. Barangkali anda tidak paham bila saya berupaya untuk tutup mulut serta betul-betul fokus pendengaran bila mendengar anda mulai bercerita ini itu. Saya mau berkomentar mengundang jalinan kian lebih rekan. Namun mulut ini saat itu juga jadi kaku, tidak paham mesti berkata apa. Ada suatu hal yang bikin saya tampak bodoh di depanmu. Anda tak lagi sempat tahu bahwasanya jauh didalam diriku senantiasa berteriak menyebutkan namamu ‘Rishta Denia’. Maaf, bukan hanya saya punya maksud selalu untuk menghindar darimu, cuma saja saya tidak mau anda lihat lebih dalam bagaimana tidak pantasnya diriku untukmu.
Barangkali anda lihat kekakuan serta dinginnya pandanganku terhadapmu. Bukan hanya menganggapmu rendah, cuma saja itu hanya satu jalan supaya saya bisa meniadakan rasa ini yang juga saya tidak memiliki hak untuk merasakannya. Hingga dua minggu lalu, mengambil keputusan hal lelucon yang betul-betul membuatku sedikit hilang ingatan. Melakukan suatu jalinan cuma untuk batas pelarian”
- END -
Bagaimana dengan Cerpen diatas, SHare atau LIKE jika Cerpen Tersebut sangat bermanfaat bagi anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar